Berita dan Informasi
Hidup Memegang Aqidah di Negeri Gajah Putih
03 May 2017 | Muhammad Amin | 1.170 kali dilihat
AKFAR ISFI NEWS - Toleransi merupakan sikap pribadi yang sangat penting dalam menghadapi keberagaman, salah satunya adalah keberagaman dalam beragama dan berkeyakinan. keberagaman beragama merupakan salah satu puingan kasus sosial yang tidak dapat dihindari oleh setiap negara.  Namun, Setiap negara punya caranya sendiri untuk menunjukkan rasa toleransinya terhadap suatu kelompok etnis. Salah satunyaThailand, negara yang dijuluki sebagai negara Gajah Putih ini memiliki masyarakat yang mayoritas beragama Budha. Lalu, bagaimanakah cara negara satu ini menunjukan toleransinya terhadap etnis minoritas, terutama muslim, yang turut hidup satu rumpun dalam negaranya?.  Kali ini saya mengambil kutipan dari salah satu kolom rubik yang tercetak di koran Banjarmsinpost edisi 8 April 2017 dengan judul tajuk “ Lebaran Dapat Libur Sehari†yang berisi tentang pengalaman dosen AKFAR ISFI Banjarmasin yang pernah menimba ilmu di negara 1000 wihara.
Selama beberapa Noverdaayu, dosen Akademi farmasi ISFI Banjarmasin yang menuntut ilmu di Prince of Songkhla University, Thailand dan bertugas di Songkhlanagarind Hospital, Hat Yai.
Dikampuspun ada kegiatan yang diikuti oleh komunitas muslim, kegiatan yang rutin dilakukan adalah kegiatan kajian ilmu agama, yang dilaksanakan di satu ruangan sport center milik universitas.
“ Sarana tersebut dialihfungsikan menjadi masjid songkhla, begitu kami menyebutnya, selain memperkuat keimanan, menambah pengetahuan juga mempererat silaturahmi secara indoor,†kata Noverda.
Dimasjid songkhla itulah biasa dilaksanakan salat jumat berjamaah. Pada hari besar keagamaan, para mahasiswa mendapat kesempatan libur satu hari untuk melaksanakan shalat. “ meskipun hanya diliburkan satu hari, tapi itu sangat berarti, “ ujarnya.
Provinsi songkhla tidak temasuk dalam empat provinsi yang meiliki kekhususan. Provinsi yang memiliki peraturan khusus adalah pattani, Nrathiwat, satun dan Yala. Provinsi provinsi tersebut meliburkan kegiatannya selama hari raya Islam. Memang dulu sempat ada ketegangan antara etnis melayu Muslim, tapisekarang sudah mulai memudar. Konflik etnis melau muslim sepat menimbulkan ketegangan, apalagi setelah terjadinya bom bunuh diri dari Lee Garden yang diduga bersal dari golongan ekstrimisme radikali melayu Muslim. Kejadian ini sempat membuat atipati militer thailand terhadap etnis Melayu Muslim.
“ terlepasdari itu semua, saya bersyukur dapat tinggal di Kota hat yai yang toleransinya tinggi terhadap kaum minritas muslim. Hidup dengan rasa aman dan nyaman berdampingan dengan masyarakat yang mayoritas beragama Budha.†Ujarnnya.