“ARE YOU READY FOR THE FUTURE ?â€Â
24 November 2016 | Muhammad Amin | 1.544 kali dilihat
Tulisan ini diadopsi dari tulisan Pambudi Sunarsihanto. Siapakah Dia?. Siapapun dia, yang lebih penting adalah apa yang ia tuliskan melalui media sosial yang dikutip oleh seorang teman dan dibagikan pada suatu grup. Tulisan ini sengaja saya angkat, mengingat banyak pelajaran positif yang bisa diambil darinya. Selamat menyimak.
Ada sebuah perusahaan bernama Garmin. Mereka memproduksi GPS navigation system yang banyak dipasang di mobil mobil. Dan pada saat itu angka penjualan mereka naik pesat selama bertahun tahun. Tetapi ternyata tidak lama kemudian, bencana itu datang .
Dan ternyata dunia dibanjiri smart phone. Tiba tiba orang tidak membeli lagi Darmin GPS system buat mobil lagi. Penjualan mereka pun turun drastis.
Bencana ...bencana .. bencana ...?Bencana yang sama pernah dialami Kodak pada saat orang tidak mencetak photo lagi, dialami Nokia pada saat orang tidak menggunakan telphon untuk komunikasi dengan voice (suara) pagi, dialami Blackberry pada saat orang tidak messaging menggunakan BBM lagi, dialami perusahaan perusahaan minyak pada saat kita menginginkan alat transportasi yang ramah lingkungan, dialami kantor kantor cabang bank pada saat pelanggan tidak mau lagi ke cabang (dan lebih suka menggunakan ATM dan mobile banking), dialami bus bus malam pada saat pelanggan lebih suka naik pesawat dengan selisih harga yang sedikit .
Contohnya sudah cukup banyak? Atau saya harus menyebutkan belasan contoh lagi?Karena memang perubahan itu sedang terjadi di mana mana, di semua bidang, di semua industri, di semua negara. The world has changed. The world is changing. And the world will continue to change.
Charles Darwin, dalam penelitian di pulau Galapagos menemukan sesuatu yang menarik. By the way, saya tidak percaya evolusi, tapi saya percaya pada kesimpulan Darwin yang ini., *Bahwa makhluk yang paling sukses bukannya yang paling kuat, tetapi yang mampu bertahan dengan perubahan*
Kalau kita sesuaikan dengan konteks jaman sekarang ternyata bukan manusia yang paling kuat yang paling sukses, bukan manusia yang paling cakep yang paling sukses, dan bahkan bukan yang paling pintar yang sukses (makanya juara juara 1 di sekolah kita dulu sering kali bukan menjadi yang paling sukses dalam kehidupan). Ternyata yang paling sukses adalah yang paling mampu bertahan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Nah pada saat Kodak dan Nokia mobile phone tidak mampu bertahan, ternyata ceritanya Garmin lain banget. Ternyata meskipun waktu itu mereka jaya dengan product product GPS, Garmin sudah menyiapkan product product dan inovasi di bidang lain, yaitu gadget-gadget untuk alat kesehatan dan fitness.
Jadi ternyata pada saat angka penjualan GPS system turun, mereka langsung ganti focus dan mengencangkan penjualan gadget untuk fitness and health. Tidak lama kemudian angka penjualan pun meroket lagi. Wow! Why?
Because they are ready for the future!. Karena mereka siap menghadapi masa depan. Apakah Nokia mobile phone ready? No, they are not. Apakah Blackberry ready? NO. Apakah bus bus malam ready? No. Apakah perusahaan perusahaan minyak ready? No. Padahal perusahaan perusahaan itu mungkin dulu lebih jaya dan lebih kaya daripada Garmin. Tetapi mereka tidak ready. Dan mereka tidak mampu beradaptasi dengan perubahan!
By the way, ini bukan hanya berlaku pada perusahaan, ternyata ini juga berlaku pada diri kita dan karier kita. Dan juga untuk karier anak anak kita kelak nanti. Sebaik apapun profesi yang kita tekuni, bidang yang kita jalani, dan industri di mana kita bekerja tetap saja ada resiko yang mengancam karier kita.
Tidak ada yang pasti dalam karier kita.
So please, jangan pernah complain kepada perusahaan atau kepada atasan kita dengan mengatakan,"Saya merasa tidak ada kepastian dengan karier saya di perusahaan ini". Well, let me tell you, tidak akan pernah ada kepastian! Kalau anda bagus anda akan maju, kalau tidak ya anda tidak akan pernah dipromosi. It is easy as that. Jangan mengharapkan kepastian.
Belasan tahun lalu banyak teman saya mendaftar ke Teknik Sipil dan berharap bahwa mereka akan menjadi Insinyur Pembangunan, pada saat lulus ternyata ada krisis moneter dan pembangunannya di rem. Kebingungan mereka. Beberapa tahun lalu anak anaknya teman teman saya pada mendaftar jurusan perminyakan, karena bapaknya pada kaya kerja di perusahaan minyak. Sekarang mereka lulus, dan ternyata tidak ada perusahaan minyak yang merekrut. Boro-boro merekrut, karyawan yang ada saja di PHK. Sekarang lulusan perminyakan banyak yang mendaftar jadi agen penjualan asuransi (which is great, berarti mereka punya plan B). Kalau anda sekarang jadi teller, siap siap bahwa jumlah teller yang dibutuhkan akan turun (karena banyak yang lebih suka ke ATM atau via Mobile Banking). Kalau anda kuliah kedokteran siap siaplah bahwa mungkin pendapatan dokter di masa depan akan tidak sebanyak masa lalu.
Always, always siap siap dan mempelajari trend dan bersiap untuk masa depan dengan mempelajari hal baru dan menambah differentiator anda. Jadi apa dong yang anda bisa lakukan untuk mempersiapkan masa depan anda?
What can you do to prepare for the future ?
- CONTINUE TO PERFORM AT WHAT YOU DO
Tetap fokus pada apa yang anda lakukan and always perform and contribute at the maximum level.
- READ, WATCH, OBSERVE, LEARN
Selalu mengamati apa yang terjadi di dunia luar sana. Lihat TV, dengerin Radio, browse Internet, baca buku, koran dan majalah.
- UNDERSTAND THE CHANGE THAT IS HAPPENING
Perhatikan pattern perubahan yang sedang terjadi. Apa yang sedang berubah pada : pola pikir manusia; perilaku konsumen; bisnis; regulasi; politik; trend demographic; trend urbanisasi; trend digital.
- LEARN SOMETHING NEW, INCREASE YOUR DIFFERENTIATORS
Anda sudah punya beberapa differentiator yang mengantarkan anda ke karier anda sekarang. Pelajari competency baru, skills baru, dapatkan knowledge baru, *sertifikasi profesi yang baru*, pelajari bahasa asing lain. Semuanya akan menambah differentiator anda untuk menambah kesiapan anda di masa depan.
- BE HUMBLE, KEEP AN OPEN MIND AND ALWAYS WANT TO LEARN
Terakhir, kita harus mengerti. “We dont know what we dont knowâ€Â. Lets be humble and open mind. Mari kita belajar, dari siapa saja. Dari boss kita, dari customer kita, dari peer kita, dari supplier kita, dari anak buah kita, dari pegawai yang baru join di perusahaan kita. Kadang kadang anak baru yang masih muda ternyata membawa perspektif baru dan membuat kita belajar dari sudut yang lain. Let's be humble and keep an open mind.
Selamat mencoba dan semoga kita lebih siap untuk masa depan. Salam hangat, Pambudi Sunarsihanto. (YUGS 2016)