Latih Empati dan Akurasi Informasi Obat, Mahasiswa STIKES ISFI Banjarmasin Ikuti Workshop Patient Counseling
10 December 2025 | Intan | 48 kali dilihat
Banjarmasin | STIKES ISFI NEWS. Mahasiswa STIKES ISFI Banjarmasin menggelar Workshop Patient Counseling Community (PCC) 2025 sebagai upaya memperkuat kompetensi komunikasi dalam pelayanan kefarmasian komunitas. Kegiatan bertema “Say It Right, Save a Life: Komunikasi Tepat, Pasien Sehat” ini dilaksanakan di Aula kampus pada Rabu, 26 November 2025, diprakarsai oleh kolaborasi HMPS S1 Farmasi Klinis dan Komunitas dan UKM Orange Campus Research and Development (OCRD).
Workshop diikuti 71 mahasiswa dari berbagai angkatan yang terlibat aktif dalam pelatihan konseling pasien. Kegiatan menghadirkan apt. Muhammad Faqih, M.Farm, yang menegaskan bahwa komunikasi yang tepat antara farmasis dan pasien berperan langsung terhadap keselamatan penggunaan obat.
Selain pemaparan materi, peserta mengikuti sesi role play yang mensimulasikan langsung proses konseling pasien di fasilitas kesehatan. Dalam sesi tersebut, mahasiswa berlatih menyampaikan informasi obat dengan bahasa yang sederhana dan empatik, serta menyesuaikan gaya komunikasi sesuai karakter pasien. Latihan ini membuat mahasiswa lebih memahami tantangan komunikasi yang kerap muncul dalam pelayanan kefarmasian sehari-hari. Antusiasme peserta terlihat sepanjang sesi berlangsung.
Kegiatan ini juga memperkuat visi STIKES ISFI Banjarmasin, yakni menjadi perguruan tinggi kesehatan yang inovatif, kompetitif, dan bermutu di tingkat nasional berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi pada 2035. Pengembangan kemampuan komunikasi dianggap selaras dengan kebutuhan pelayanan kefarmasian yang semakin menuntut pendekatan humanis dan profesional.
“Kegiatan PCC ini sangat membantu kami mempersiapkan diri ketika menghadapi pasien nanti. Semoga minat mahasiswa untuk ikut komunitas ini semakin meningkat,” ujar Rahmawati, mahasiswa Program Studi S1 Farmasi Klinis dan Komunitas yang mengikuti workshop.
Ke depan, program PCC akan berlanjut secara berkala melalui kajian studi kasus, latihan public speaking, serta pendalaman teknik konseling pasien. Melalui keberlanjutan ini, mahasiswa diharapkan semakin siap menjalankan peran sebagai farmasis yang mampu memberikan layanan informasi obat yang jelas, ramah, dan berorientasi pada keselamatan pasien. (pram2025)