APDFI

APDFI Rumuskan Arah Baru Vokasi Farmasi Indonesia: Transformasi Mutu Menuju Standar Global

APDFI Rumuskan Arah Baru Vokasi Farmasi Indonesia: Transformasi Mutu Menuju Standar Global

24 November 2025 | Intan | 54 kali dilihat


Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia (APDFI) kembali digelar pada 11–13 November 2025 di Hotel Harris, Bandung. Dengan mengusung tema “Transformasi Penjaminan Mutu dan Penguatan Pendidikan Vokasi Farmasi Menuju Standar Global”, kegiatan ini menghadirkan pemangku kepentingan nasional meliputi Ditjen Dikti Saintek, Direktorat Belmawa, LAM-PTKes, akademisi internasional, dan mitra industri. Rakernas ini dihadiri oleh seluruh pengurus pusat serta perwakilan regional, dan menghasilkan sejumlah arah kebijakan penting bagi masa depan pendidikan vokasi farmasi Indonesia. Acara ini dihadiri oleh Ketua Senat Stikes ISFI Banjarmasin (apt. Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., M.Farm) yang juga bertindak selaku Wakil Sekjend APDFI, dan disertai oleh Wakil Ketua 1 Bidang Akademik (apt. Dwi Rizky Febrianti, M.Farm).

 

Sesi pertama, yang disampaikan Dr. Eng. Pipit Anggraeni dari Ditjen Dikti Saintek, menegaskan perubahan regulasi melalui terbitnya Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025 sebagai dasar baru penjaminan mutu perguruan tinggi. Regulasi ini menempatkan SPMI dan SPME dalam satu ekosistem mutu yang terintegrasi, mendorong penerapan Outcome-Based Education (OBE), serta memperkuat penggunaan PD Dikti untuk akuntabilitas data. Seluruh langkah ini diarahkan untuk memastikan lulusan vokasi farmasi tetap kompetitif di tingkat nasional maupun global.

 

Pada sesi berikutnya, Direktorat Belmawa melalui pemaparan Desutama Rachmat Bugi Prayogo menegaskan implementasi Panduan Kurikulum PTV 2025 yang berorientasi industri. Kurikulum vokasi diwajibkan mengintegrasikan CPL berbasis kebutuhan DUDIKA, pelaksanaan magang industri, pembelajaran lintas prodi, serta pendekatan project-based learning. Evaluasi berkala setiap empat hingga lima tahun melibatkan pemangku kepentingan eksternal, sehingga lulusan tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga berkarakter wirausaha dan inovatif.

 

LAM-PTKes melalui pemaparan Dra. Apt. Titiek Martati, M.Si., menekankan bahwa Instrumen Akreditasi 8 Kriteria kini berfokus pada pendekatan kualitatif yang holistik. Penilaian mutu tidak lagi sekadar menumpukan data kuantitatif, tetapi menilai konteks, proses, serta praktik terbaik melalui siklus PPEPP. Pendekatan ini diharapkan memperkuat budaya mutu internal, kolaborasi dengan industri, dan dampak program studi bagi masyarakat.

 

Rakernas juga menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis. APDFI menetapkan revalidasi data keanggotaan melalui SIAKAD APDFI mulai Januari 2026 serta penegasan mekanisme iuran tahunan sesuai ketentuan organisasi. Penguatan sekretariat nasional menjadi prioritas melalui optimalisasi web dan pengelolaan layanan termasuk pemanfaatan Zoom APDFI. Selain itu, APDFI mendorong penguatan SPMI untuk pencapaian akreditasi “Unggul”, sekaligus menyiapkan pelatihan nasional penguji OSCE secara berjenjang. Peran IKMADIFARI juga diperluas dalam aktivitas nasional, publikasi, dan berbagai ajang kompetisi ilmiah.

 

Dengan berbagai keputusan strategis tersebut, Rakernas APDFI 2025 menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat kualitas pendidikan vokasi farmasi Indonesia. Transformasi mutu, kolaborasi lintas sektor, dan profesionalisme berkelanjutan menjadi fondasi penting untuk membangun lulusan vokasi farmasi yang adaptif, kompeten, dan siap berdaya saing di ranah global. 

Tags: APDFI

Berita Lainnya


Akademisi Ambil Peran Kunci dalam Diskusi Kemitraan Pendidikan Tinggi

17 December 2025 | Intan

Baca Selengkapnya

Borneo Impact Developer 2026: 11 Mahasiswa STIKES ISFI Banjarmasin Terpilih

16 December 2025 | Intan

Baca Selengkapnya

Izin Resmi Terbit, Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker STIKES ISFI Siap Dibuka

15 December 2025 | Intan

Baca Selengkapnya