Kegiatan Dosen
Membangun Budaya Literasi di Lingkungan Kampus melalui Pelatihan Jurnalistik Dasar
03 April 2017 | Muhammad Amin | 1.603 kali dilihat
AKFAR ISFI NEWS - Sabtu, 1 April 2017, Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin kembali mengadakan kegiatan pelatihan yang tidak biasa. Kali ini bekerja sama dengan Harian Radar Banjarmasin, Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin mengadakan Pelatihan Jurnalistik Dasar yang bertempat di Auditorium AKFAR ISFI Banjarmasin.
Acara dibuka dengan sambutan dari Direktur Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Bapak Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., M.Farm., Apt. Menurut Bapak Direktur dalam sambutan tersebut, acara ini adalah sebagai perwujudan kerjasama antara Radar Banjarmasin dengan Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin yang disahkan melalui penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara kedua belah pihak.
Kenapa Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin tertarik untuk bekerjasama dengan Harian Radar Banjarmasin? Menurut Bapak Yugo Susanto, budaya literasi sekarang ini semakin kurang. Mundurnya minat baca akan mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan berpikir kreatif yang akan diikuti pula dengan berkurangnya kualitas suatu produk karya cipta atau tulisan. Hal ini tentunya merupakan kemunduran bagi suatu institusi akademik jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu beliau menginisiasi agar budaya literasi ini dapat dibangun/dibangkitkan kembali, salah satunya dengan cara bekerjasama dengan Harian Radar Banjarmasin yang diwujudkan dengan adanya Pelatihan Jurnalistik Dasar ini.
Kegiatan Pelatihan Jurnalistik Dasar ini langsung mendatangkan Pimpinan Redaksi Harian Radar Banjarmasin, Bapak Toto Fachruddin, sebagai narasumber. Dalam acara yang dihadiri oleh peserta dari kalangan dosen dan mahasiswa Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, serta guru-guru dan siswa SMK ISFI Banjarmasin tersebut, Bapak Toto Fachruddin membagi ilmunya tentang bagaimana cara mengatasi hambatan menulis, teknik menulis berita yang efektif, serta menyunting, meramu berita, dan menulis cerita bertutur sebagaimana di dunia jurnalisme.
Kegiatan yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut tidak hanya berisi materi dari narasumber, tetapi juga disertai dengan praktek dan diskusi interaktif antara narasumber dengan peserta sehingga suasana pelatihan menjadi lebih hidup. Dari kegiatan tersebut diharapkan pada akhirnya kemampuan literasi para peserta semakin meningkat sehingga dapat menghasilkan karya-karya cipta yang akan semakin baik dan berkualitas. (sis)