Berita dan Informasi
Membahas Masa Depan Pendidikan Asia
17 November 2015 | Muhammad Amin | 1.104 kali dilihat
SINGAPURA - Ratusan pemangku kepentingan (stakeholder) di bidang pendidikan berkumpul di Singapura dalam Bett Asia Leadership Summit 2015. Selama dua hari, tepatnya pada 17-18 November, mereka berbagi cerita sukses serta bersidang membahas berbagai masalah pendidikan, terutama terkait penerapan information and communication technology (ICT) dalam dunia pendidikan.
Salah satu Director of Bett Asia Summit 2015 Eve Harper menyampaikan, negara Asia menempati lima tempat dalam pemeringkatan global. Hal ini menunjukkan perkembangan besar dalam sektor pendidikan di seluruh wilayah tersebut.
"Karena itu, kami ingin memastikan cerita sukses mereka tersebar kepada stakeholderpendidikan lainnya agar mereka dapat membahas berbagai kesempatan dan tantangan yang ada," ujar Harper di Marina Bay Sands, Singapura, Selasa (17/11/2015)
Dalam acara pembukaan Bett Asia Summit 2015 Direktur Divisi London UK Gordon Payne menyampaikan, sejak diinisiasi pertama kali di London pada 1985, kegiatan tersebut telah menghubungkan ribuan stakeholder pendidikan dan membangun dunia pendidikan menjadi lebih baik, khususnya melalui penerapan ICT.
"Teknologi sendiri, memliki peran penting dalam membuka akses yang besar pada pendidikan, serta mengembangkan kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru," tuturnya.
Sementara itu, British High Commisioner to Singapore Scott Wightman menyoroti posisi Singapura sebagai menjadi pemimpin dunia dalam pendidikan, terutama bidang matematika dan sains. Bahkan, saat ini ada 15 ribu pelajar internasional mengambil studi berkualifikasi internasional di berbagai institusi pendidikan Singapura.
Keputusan mereka mengambil pendidikan internasional, kata Wightman, menunjukkan pentingnya memiliki kemampuan abad 21 di mata para pelajar Asia. Dia menilai, kreativitas, kemampuan berpikir secara kritis, komunikasi dan kolaborasi sangat penting untuk menyiapkan anak muda menghadapi masa depan.
"Dan teknologi menjadi kuncinya. Teknologi membantu pemangku kepentingan membangun strategi dalam mendefinisikan sistem pendidikan yang paling tepat agar para siswa memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi dan bertahan di dunia yang kian digital," ujar Wightman.
Bett Asia Leadership Summit 2015 mempertemukan lebih dari 600 delegasi dari 33 negara. Mereka menghadiri seminar-seminar yang diampu lebih dari 100 pembicara. Beragam seminar tersebut membahas tema upaya meningkatkan dan mempertahankan standar kualitas pendidikan melalui inovasi, kreativitas, dan keterlibatan semua unsur masyarakat.